[ CERPEN ] MASIH (SAHABATKU KEKASIHKU) *part 2*

“dan lihatlah...dirimu bagai bunga di musim semi,yang tersenyum...”


“jadi ini beneran loe Ray?” tanya Rara semangat saat mereka bertiga telah duduk dan makan bersama di kantin kampusnya.


”benerkan gua gak bohong,sekarang loe percaya kan Ra,gua bilang juga apa,loe sih...gak percayaan banget jadi orang,sama sahabat sendiri ini juga” celetuk Nina sembari menyeruput kuah baksonya.

”gua tuh nanya sama Ray,Ninaaa,,,loe udah ganti nama ya?” sahut Rara kesal.



Ray sendiri hanya tersenyum melihat tingkah kedua sahabatnya itu,mereka tidak berubah,selalu seperti ini,dan entah mengapa tiba-tiba Ray mengambil kesimpulan bahwa perasaan Rara pada Alvin,sahabatnya,apakah masih sama seperti dulu? Ah,sepertinya begitu,Ray asik dengan pikirannya sendiri,ketika suara Nina membuyarkan lamunannya.



“mendingan juga gua jawab,dari pada yang di tanya malah ngelamun,yeee...” sahut Nina.

”heh,gak kok..gua gak melamun,jadi loe gak percaya Ra,kalo ini gue?” Ray bersuara.

”hahaha,ya bukannya gitu Ray,gua heran aja,sekian lama gak ketemu,lha sekarang tiba-tiba lu nongol di depan kita,satu kampus sama kita,satu fakultas pula” jawab Rara.

”oke,jadi loe percaya kalo ini gue,tapi heran kenapa gue ada di sini,mmm apa itu artinya,loe gak suka kalo gue ada di sini?”

“hah,ihh ngaco banget sih jawabnya,ya jelas aja gue seneng Ray,bagaimanapun juga loe itu kan salah satu sahabat TK kita sampe SD,juga sahabat baik Alvin” jawab Rara tersenyum.

”dan loe masih menyukainya,perasaan yang sama seperti dulu” Rara tersenyum,mengangguk mengiyakan,ternyata Ray masih mengingatnya,ketika dulu ia memohon-mohon pada Ray agar Alvin mau duduk sebangku dengannya,dan Ray berhasil melakukan hal tersebut,meskipun tidak sesuai permintaan asli Rara,tapi Ray berhasil,setidaknya ia rela bertukar tempat duduk dengan Rara,dan jadilah ia harus duduk bersebelahan dengan Nina,mendengarkan celotehannya sepanjang waktu.

”bukan suka lagi Ray,tapi cinta mati,,,loe tau gak? sampe saat ini tuh Rara belum punya pacar tau,eh salah deng,gak mau punya pacar lebih tepatnya,dan gue gak perlu kasi tau loe alesannya apa,karena sesungguhnya kemerdekaan itu,,eh maksud gue karena sesungguhnya loe pasti udah tau,,,iyah,Rara masih mengharapkan Alvin,banget malah,jadi jangan heran kalo dia tuh antusias banget waktu tau loe pindah ke sini,secara loe kan satu-satunya penghubung antara dia dan Alvin” Nina menjelaskan panjang lebar.

”yee,kayak loe udah punya cowok aja” sahut Rara sewot.

”loh,gue kan belum punya cowok karena emang belum ada yang nyantol di hati gue,lagian cowok - cowok dikampus kita ini gak ada yang menarik perhatian gue tuh,sepertinya gue harus mencari pangeran gue di luar kampus ini deh” jawab Nina yakin.

”set dah ni anak,pede banget yaak,bahasa lu tuh...gak ada yang narik perhatian loe? Soalnya semua perhatian emang lu fokusin buat diri lu sendiri aja sih,huuuu” balas Rara.

Nina hanya mengangkat kedua bahunya dengan bangga.

“yaaa..gitu deh,hahaha....eh,tapi,tapi kayaknya gue harus meralat kata - kata gue barusan deh,kan sekarang udah ada Ray,berhubung dia udah berubah jadi prince charming kayak gini,nah..boleh lah kalo gue naroh perhatian gue buat dia,ya gak Ray ?” tanya Nina sambil menaik turunkan kedua alisnya.

Ray sendiri cuma bisa geleng kepala sambil tertawa.

***

Rara memperhatikan cowok yang kini berada di sebelahnya,mereka berjalan berdampingan. Memang ada yang berubah dengan sahabat kecilnya yang satu itu,semakin tinggi,padahal dulu tinggi mereka sama,tentu saja..bukankah pertumbuhan pria lebih cepat? Di tambah,sekarang Ray semakin keren dan cool,Rara juga baru tau kalau Ray ternyata punya tatapan yang Rara yakin bisa menaklukkan hati cewek - cewek dikampusnya. Rara asik dengan pikirannya ketika Ray membuka suara.

“oh iya Ra,loe masih tinggal dirumah loe yang dulu kan ?” tanya Ray sambil memandang Rara,ia berniat mengantar Rara pulang. Nina sendiri malah sudah pulang duluan,hari ini dia sudah ada janji dengan nyokapnya untuk ke salon bareng,dan Nina tidak pernah melewatkan hal tersebut,lagi pula Nina juga bawa kendaraan sendiri ke kampus,jadilah Rara pulang bersama Ray.

“ehh,em iyah,,,” jawab Rara pendek,sedikit kaget saat mendapati mata Ray menatap matanya lurus-lurus.

“ehem,Ray gue boleh nanya sesuatu gak ?” tanya Rara semangat,kini ia sudah duduk manis di dalam mobil yang di kendarai oleh Ray,ia sudah tidak sabar menanyakan bagaimana kabar Alvin.

“Gak boleh !!! Gue yang harus nanya sesuatu sama loe !!!” jawab Ray tegas.Tidak,mungkin lebih tepatnya ia membentak gadis tersebut.

“hah...!!!” Rara sempat bergedik kaget,namun kembali bernafas lega saat mendengar tawa Ray.

“issh Ray,di kampus loe sebelumnya loe ngejuarain pentas drama yah,pinter banget aktingnya” sahut Rara kesal.

Gadis itu memang paling benci dengan yang namanya di bentak,meskipun sebenarnya ia malas mengakui bahwa sebenarnya ia takut,dan Ray...ah,tentu saja ia tau,bahkan Ray masih ingat ketika dulu guru mereka membentak Rara,gara-gara gadis tersebut memanjat pagar sekolah karena di tantang oleh Ray.

“hahaha,abisnya muka loe lucu sih Ra kalo lagi gitu,dan lagi..loe gak nanya pun gue bisa tau kok,loe mau nanyain tentang Alvin kan???”

Rara tersenyum cerah,satu lagi hal yang dia sukai dari sahabatnya itu selain jadi penghubungnya dengan Alvin...tau apa yang ada dalam pikirannya.

“sekarang Alvin baik-baik aja kok”

Rara masih menyimak,berharap Ray menyambung ucapannya.

“heyyy...bukankah yang ada di hadapan loe saat ini gue,kenapa loe malah nanyain Alvin? Ck,gue merasa kecewa” lanjut Ray sembari memegang dadanya,seolah-seolah tersakiti.

“hmmph? Hahaha,bisa aja loe Ray...” sahut Rara.

“Ayolah Ray,loe kan tau banget gimana perasaan gue sama Alvin,cerita dikit napa” lanjut Rara dengan tampang memelas.

“Iya,iya...miss bawel..nih,yang pertama Alvin itu baik-baik aja,dia sehat wal afi’at tanpa ada kekurangan sedikit pun,yang kedua awalnya dia sedikit kecewa setelah tau gue mau pindah,yah..walaupun gue tau sebenernya dalam hati dia jingkrak - jingkrak kegirangan,secara..dia bisa jadi idola baru di kampus setelah ‘kepergian’ gue” jawab Ray sambil ketawa.

Rara hanya membalasnya dengan wajah yang di tekuk.

“oke,oke..kali ini gue serius..kalo yang loe maksud apa Alvin sekarang udah punya cewek atau belum,jawabannya belum” lanjut Ray.

Raut wajah Rara berubah,seulas senyum kini menghiasi wajahnya,senyum yang sangat Ray mengerti.

Ray menghela nafas sembari berkata

“baiklah...sepertinya ‘tugas’ lama bakal terulang kembali...”




Bersambung.....!!!!!!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Yang komen semoga jodohnya gak jauh dari rumahnya. Aamiin.