“rasa cinta...yang dulu t’lah hilang kini berseri kembali...”
”Raraaaa.....udah jam setengah delapan nih,kamu gak ngampus sayang”
Seperti biasa,suara merdu sang mama senantiasa menggema(?) dipagi hari. Yang di panggil malah lari-larian dari dalam kamar menuju kamar mandi (ya...like usually: Rara telat).
”hati-hati sayang,nanti kamu jatuh” lanjut mama sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah putri semata wayangnya itu.
”ahh,mama nih..kok aku gak dibangunin dari tadi sih” jawab Rara yang baru saja keluar dari kamar mandi menuju kamarnya.
”harus di ralat tuh kata-katanya,mama nih udah dari tadi manggil-manggil kamu,dasar kamunya aja yang kalo tidur udah kaya kebo,banguninnya susah” jawab mama.
Rara hanya memajukan bibirnya beberapa senti ke depan mendengar jawaban mamanya itu.
“Maaah,Rara berangkat yah...” teriak Rara pada mamanya yang masih sibuk di dapur.
”loh,gak sarapan dulu sayang?”.
”ntar aja dikampus,udah telat banget nih”jawab Rara sambil keluar rumah.
”ya udah,hati-hati...” kali ini gantian sang mama yang teriak.
@ Kampus *****
“woy neng,kemana aja..baru nongol jam segini ” panggil seorang cewe dengan potongan rambut sebahunya.
“aha...gue tau” sambungnya sambil menjentikkan jarinya dan kini berada tepat di samping Rara.
“loe pasti telat bangun,,,iya kan,bener kan,bener doooong...” lanjutnya lagi sambil cekikikan,,,
Yang di tanya hanya menatapnya sinis,bukan karena tu anak salah kostum atau apa,tapi karena suaranya yang super duper kencang + cempreng itu membuat semua mata makhluk-makhluk di kampusnya kini memandang ke arah mereka.
”huuufffhh,ampun dah..gua jadi mikir,kenapa ya gua bisa temenan sama lu,Nin” kata Rara sambil menghela nafas.
”heh,maskud looohhhh” Nina
”au ah,gelap” Rara menjawab seadanya,sambil kembali melangkahkan kakinya menuju ke kelas.
”eh,eh,tungguin dong main nyelonong aja,lagian emang bener kan kalo loe telat kekampus gara-gara telat bangun,hu dasar putri tidur”.
”udah tau nanya...” sahut Rara asal.
Kali ini Nina hanya memanyunkan mulutnya. Nina,sahabat Rara sejak mereka masih bersekolah di Taman Kanak-kanak.
“eh,Ra?”
“hmmmm...” Rara menjawab asal,rasa kantuknya masih bersisa gara-gara semalam ia tidur sampai jam 2 pagi gara-gara menyelesaikan ketikan
”loe udah tau belum? Ada anak baru dikampus kita !!!”
“terus...”
“dia itu cowo”
“terus...”
“ganteng loh”
“terus...”
“dan dia satu fakultas sama kita”
“terus...”
“ah,elu gitu sih,gak asik banget jadi orang” jawab Nina kesal.
Sebenarnya Rara malas menjawab pertanyaan sahabatnya itu,maklum saja Nina suka berbelit-belit,kadang-kadang Rara harus rela mendengarkan ocehan panjang lebar sahabatnya itu,padahal intinya hanya karena apakah warna dress yang ia kenakan cocok dengan jepitan rambutnya,errrrggghhhh...
Tapi kali ini sepertinya Rara harus betah atau mungkin lebih tepatnya benar-benar betah mendengar kabar dari sahabatnya itu.
“ya habisnya elu sih,kalo ngomong tuh to the point aja kali” jawab Rara.
”tapi kan gak seru kalo gak ada pendahuluannya,yeee...” sahut Nina membela diri
“iya iya,terserah loe dah..emang tu orang zapa?” Rara mengalah.
”nah gitu doong,,,lu tau gak,cowo itu tuh Ray,Ra”sahut Nina semangat.
”apa...???”
“huuuu,gak usah sampe kaget gitu juga kali Ra,biasa aja dong” jawab Nina.
Bagaimana tidak Ray adalah salah satu teman TK mereka dulu,sahabat dekat Alvin lebih tepatnya,sahabat dari orang yang sangat Rara cintai,entah mengapa menurut Rara,Ray adalah satu-satunya orang yang bisa mendekatkan dirinya dengan Alvin,aneh memang,tapi begitulah kenyataannya,maka tidak heran kalau Rara benar-benar kaget saat tau bahwa Ray pindah kekampusnya.
Bukankah Ray kuliah dengan Alvin,kenapa tiba-tiba dia pindah kesini? Pikiran Rara melanglang buana(?)
“woy,jiaahhh...dia malah ngelamun” suara Nina mengagetkan Rara.
“eh,nggak kok...emang lu tau dari mana,yakin loe kalo itu Ray? Terakhir kita ketemu kan saat perpisahan SD waktu itu” tanya Rara.
”tau dong,gue ini kan bukan tipe pelupa,ya pastinya gua ingatlah muka si Ray itu kayak gimana,yah meskipun awalnya ragu sih,tapi pas tadi digerbang dia nyapa gue,eh ternyata bener dia itu Ray” jawab Nina semakin semangat.
”tunggu,tunggu...nyapa loe digerbang? Maksudnya sebelum loe manggil gue,Ray ada disitu? Kok gue gak liat?”
“iya,terang aja loe gak liat,tadi pagi kan loe masih tidur,hahahahahahahahaha”.
”gak lucu...” sahut Rara kesal.
Dan belum sempat Rara melemparkan pertanyaannya lagi untuk Nina,suara pak Dayat terpaksa harus menghentikan niatnya itu,dan sepertinya pertanyaan Rara tersebut tidak perlu lagi ia tanyakan,karena seiring masuknya Pak Dayat dikelasnya,ia telah mendapatkan jawaban.
Laki-laki itu berada tepat di belakang Pak Dayat,ia memakai celana jeans dan kaos oblong warna biru,senada dengan sepatu ketsnya,serta tas bermotif kotak-kotak yang bertengger dipunggungnya.Wajahnya tampan,berkulit putih dengan mata yang tajam.
”Baiklah Ray,silahkan kamu pilih tempat duduk yang kosong,yang lain kalau mau kenalan nanti saja pada saat jam istirahat,saya tidak mau kalian tidak fokus dalam mata kuliah saya kali ini” kata Pak Dayat tegas.
Bukan tanpa sebab Pak Dayat berkata demikian,karena jujur saja,semenjak Ray masuk ke kelas,semua mata cewek-cewek tertuju padanya,tidak terkecuali Rara yang kini juga tengah memandang Ray lekat-lekat.
”benar,dia memang Ray..tidak salah lagi” gumam Rara dalam hati,dan ia semakin yakin ketika mendapati Ray tersenyum kepadanya.Rara membalas senyuman manis tersebut.
Bersambung.....!!!!!!!
0 komentar:
Posting Komentar
Yang komen semoga jodohnya gak jauh dari rumahnya. Aamiin.