Judul
: Sepenggal cerita ‘Maya'
Oleh
: Irma Octa ‘swifties’
Maya POV
“aku mencintaimu !!!”
Aku melongo, otakku dengan cepat segera mencerna ucapan Nathan barusan.
“ap...apa ???” Namun entah mengapa hanya kata itu saja yang berhasil keluar
dari mulutku.
“bagaimana ??? aktingku bagus kan ???” kembali ia melanjutkan kalimatnya
dan sama sekali tidak menjawab pertanyaanku.
“ap...apa ???” Lagi-lagi kata itu terulang. Pertanyaan sekaligus
kebingungan.
“aissshhh...jawabanmu sama sekali tidak membantu May” jawabnya sembari
memutar tubuhnya seraya menyandarkan bahunya di kursi taman yang saat ini kami
tempati.
”maksudmu ???” Astaga, aku benci dengan otakku saat ini. Benar-benar telmi
alias telat mikir.
“hhh, tadi itu aku lagi latihan buat nembak Clara tau !!! Dan kamulah
sebagai perandaiannya (?)...ck,tapi kau tau ??? Jawabanmu itu sama sekali tidak
membantu,hhh”
“ap...apa ???” Oh come on, sudah berapa kali kata itu terulang.
“hey, ada apa denganmu ??? kenapa kau jadi oon begitu ??? bukankah biasanya
kau selalu punya persediaan ‘bahan’ obrolan ???” jawabnya sambil menautkan
kedua keningnya.
“ah,tidak...emm,memangnya kamu bener-bener pengen nembak Clara ??? Kapan
???” Akhirnya aku bersuara juga, setidaknya kalimatku kali ini lebih panjang
dari sebelumnya.
“hmmm, sebenarnya aku masih belum yakin...tapi, aku udah mutusin buat
nembak dia hari ini !!!” jawabnya mantap.
*deg*
Ada rasa sesak yang tiba-tiba saja
bergelayut seenaknya direlung hatiku, entah rasa apa itu. Cemburukah ???
Penyesalankah ??? I don’t really know, but i think both of that.
Aku menelan ludah, terasa pekat. Ah, aku benci saat-saat seperti ini. Saat
dimana aku tau akan bermuara kemana kisah cintaku ini. Mencintai sahabat
sendiri secara diam-diam tanpa pernah mengungkapkannya. Hingga dia menemukan
wanita yang akan mengisi kekosongan dihatinya, mengisi hari-harinya. Dan wanita
itu...sudah pasti BUKAN AKU !!!
“benarkah...??? Jadi kau akan mengungkapkan isi hatimu yang sebenarnya pada
Clara ??? Hari ini juga ???” Tanyaku antusias. Oh tidak. Di ulang, pura-pura
antusias.
Nathan tersenyum sumringah, lantas kembali memutar tubuhnya. Kali ini
menghadapku.
Sekarang aku dapat dengan jelas melihat matanya yang coklat tengah
berbinar-binar. Ingin rasanya ku tonjok wajah Nathan saat ini juga. Kenapa ia
harus terlihat tampan sih dalam jarak pandang sedekat ini ???
“iya, aku akan menembaknya. Jadi, bagaimana pendapatmu ???”
“heh, apa lagi yang harus ku katakan. Menahanmu juga tak akan ada gunanya
bukan ???” jawabku sekenanya.
“mmm, kau benar. Karena tekadku ini sudah bulat” kali ini ia kembali menyunggingkan
seulas senyum padaku. Senyum yang sangat aku sukai. Tapi sepertinya tidak akan
aku dapatkan lagi setelah hari ini.
Karena ku tau, Clara akan mengiyakan ketika Nathan memintanya untuk menjadi
kekasihnya nanti. How could I know ??? Of course, I know. Karena Clara adalah adikku.
Sudah sejak lama ia menyimpan perasaan terhadap Nathan. Lebih tepatnya ketika
ia masuk di Universitas yang sama dengan kami. Namun satu hal yang tidak adikku
itu ketahui adalah...bahwa aku, kakaknya...juga menyimpan perasaan yang sama
terhadap Nathan, bahkan jauh sebelum ia menyukai laki-laki itu.
-END-
Note : Di ketik dalam keadaan ngantuk berat, jadi harap maklum
apabila nie story gaje bin aneh,muehehehehe =D
0 komentar:
Posting Komentar
Yang komen semoga jodohnya gak jauh dari rumahnya. Aamiin.